Jan 14, 2011

Duka & Kehilangan


Saya teringat jelas betapa saya merasa terkejut ketika mendengar kabar bahwa salah seorang teman dekat anak saya telah tiada. Terbayang jelas di kepala saya bagaimana wajah gembira mereka dulu ketika berlari-lari bersama, duduk bersebelahan, bahkan juga bertengkar. Nama temannya tersebut pun sering muncul dalam gambar-gambar yang dibuat. 
Saat menyampaikan mengenai hal tersebut, tampak jelas betapa ia merasa bingung. Banyak pertanyaan yang muncul seperti, “Kenapa?”, “Sakit apa?” dan pertanyaan-pertanyaan lain seputar kepergian temannya ini. Harus diakui, sungguh tidak mudah memberikan penjelasan kepada anak berusia empat tahun mengenai peristiwa seperti ini. Dorongan untuk menutup-nutupi dan mengakhiri pembicaraan sesegera mungkin terasa dalam hati.
Pengalaman saya ini mungkin suatu saat akan dialami oleh orang tua lain. Mungkin ketika nenek atau kakek yang pergi. Saat itu, usaha untuk memberikan penjelasan sesingkat mungkin, sesederhana mungkin, amat diperlukan. Namun demikian, tidak semua anak akan puas dengan jawaban yang singkat. Ada anak yang akan terus bertanya, apalagi jika yang pergi tersebut memiliki hubungan yang erat dengan anak. Apa yang harus kita lakukan?
Saya memilih untuk memberikan penjelasan seperti apa adanya kenyataan hidup ini, sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Tidak lebih, namun juga tidak menutup-nutupi kenyataan yang akan kita semua alami. Saya menganggap hal itu sebagai kesempatan untuk menjelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan kepercayaan yang kami anut. Di malam hari, saat akan tidur, saya mengajaknya untuk mendoakan keluarga yang ditinggalkan.
Alhasil, hingga berminggu-minggu berikutnya, ia membawa keluarga temannya ini dalam doanya sendiri. Ia menjadi tertarik untuk mempelajari mengenai surga, dan beberapa hal lain yang sulit untuk dijelaskan, karena tidak kasat mata.
Peristiwa ini membuat saya semakin menyadari, bahwa ketika anak belajar mengenai kenyataan hidup, hal ini sungguh suatu pelajaran yang amat berharga. Untuk mengenangmu, gadis kecil yang manis…


Rudangta Arianti Sembiring, M.Psi

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons