Oct 15, 2010

TRUST


Belakangan ini saya mencermati beberapa kejadian yang membuat saya berpikir mengenai trust. Mengapa ada anak-anak yang demikian percaya kepada guru renangnya, sehingga mereka bersedia belajar meloncat, atau memasukkan kepala mereka ke dalam air? Namun mengapa sebagian anak tidak mau mengikuti perintah sang guru, dan menangis?
Dalam Bahasa Indonesia, trust dapat diartikan percaya yang mendalam. Ketika kita akan menitipkan uang kita, tentu kita memilih orang yang dapat dipercayai (trustable), dan orang tersebut tentunya bukan orang yang sembarangan. Namun demikian, berapa banyak dari kita yang memikirkan pentingnya trust dalam proses belajar seorang anak?

Baru-baru ini ada seorang ibu yang bercerita kepada saya, bahwa anaknya lebih memilih untuk mengikuti cara yang diajarkan guru di sekolah ketimbang cara yang diajarkannya. Walaupun sang ibu sudah menjelaskan bahwa hasilnya akan sama, anaknya tetap bersikeras untuk mengikuti guru, dan menganggap ibunya salah. Mengapa anaknya lebih mempercayai sang guru?

Seorang ahli perkembangan anak bernama Erickson, pernah mengatakan bahwa basic trust, atau kepercayaan yang mendasar dalam diri anak, merupakan fondasi dari proses perkembangan anak yang sehat secara mental. Mengingat pentingnya trust, bagaimana cara kita mengajarkan trust?

Trust tidak dapat diajarkan. Ia akan tumbuh dengan sendirinya ketika anak merasa aman, dan mengalami bahwa orang dewasa itu (baca: orang tua dan guru) dapat diandalkan. Bahwa kita mengerti dan memenuhi kebutuhannya yang masih sulit dia ungkapkan dengan kata-kata. Hal ini berkaitan dengan integritas kita sebagai orang tua maupun guru.

Trust dalam diri anak akan tumbuh ketika kata-kata yang kita ucapkan selaras dengan perbuatan dan juga bahasa tubuh kita. Anak-anak dengan kepekaannya dapat menangkap pesan yang tak terucapkan yang kita tampilkan melalui sorot mata dan bahasa tubuh lainnya. Saat mereka menaruh kepercayaannya kepada seseorang, maka mereka akan bersedia mendengarkan penjelasan dan melakukan tugas-tugas yang diberikan. Saat itulah berlangsung proses belajar yang menyenangkan. Apakah kita trustable?

oleh: Rudangta Arianti Sembiring,M.Psi.


Sumber:

Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid I.

Jakarta: Erlangga.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons