Dec 6, 2010

Menyayangi tanpa Memanjakan Anak

Membaca judul di atas, rasanya sulit untuk membedakan antara menyayangi namun tidak memanjakan anak. Menyayangi anak, tentu dibarengi dengan perasaan ingin memberikan yang terbaik, menyediakan segala yang diinginkan anak, apalagi kalau anak meminta dengan cara yang membuat hati tak tahan (baca: menangis, marah-marah, atau merayu dengan manisnya). Pertanyaannya, saat seperti apakah yang tepat untuk memenuhi keinginan anak, tanpa membuat anak menjadi manja ?.



Memanjakan, dapat membahayakan perkembangan psikis anak. Anak dapat menjadi mudah menyerah, sulit konsentrasi, sulit bergaul, dan memiliki perkembangan emosi yang kurang matang. Kalau dibiarkan, akan semakin sulit untuk mendewasakan anak, sehingga amat berbahaya bagi perkembangannya di masa dewasa nanti.
Ketika anak meminta sesuatu, coba renungkan sebentar, apakah barang yang diminta itu akan bermanfaat bagi perkembangan kemampuan berpikir (kognitif), emosi, sosialisasi, maupun motorik kasar/halusnya. Apakah ada efek sampingnya?Misalnya makanan mengandung pengawet, pemanis, atau pewarna yang tidak jelas keamanannya. Begitu pula dengan mainan, apakah mengandung bahan-bahan yang berbahaya, seperti logam berat dari cat yang tidak aman. Itu kalau anak meminta makanan atau mainan. Bagaimana kalau yang lain? Ketika anak meminta pertolongan, misalnya untuk menyiapkan susu, sarapan, air panas untuk mandi, dan lain-lain, cobalah renungkan sebentar Apakah anak bisa diajari untuk mengerjakan bagian tertentu sendiri? Misalnya bagian mengaduk susu. Pada awalnya pasti tumpah-tumpah, sehingga kita perlu memberi sedikit petunjuk, dan siap mengganti bajunya jika basah. Setelah beberapa kali mencoba, dia pasti semakin terampil. Setelah itu, kita bisa memberi tanggung jawab yang semakin meningkat. Cara ini, sudah dapat kita terapkan sejak anak berusia satu tahun. Tentu dengan tingkat kegagalan yang lebih tinggi, namun dapat menanamkan kemandirian, rasa percaya diri, dan mendekatkan emosi antara ibu dan anak sejak dini. Saya jadi teringat iklan sebuah produk sabun cuci yang bunyinya kira-kira demikian:“Kalau tidak kotor, tidak belajar…..”.
Dengan cara seperti itu, kita dapat menyayangi tanpa memanjakan anak. Yang terjadi, kita sedang menyayangi sambil mendewasakan anak. Wah…betapa bangganya punya anak yang mandiri, percaya diri, dan tidak mudah menyerah.
Rudangta Arianti S., M. Psi

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons