Dec 6, 2010

Uang = Tujuan?

Di hampir setiap pertemuan pertama saya dengan mahasiswa baru, saya senantiasa bertanya, “ apa tujuan anda kuliah di tempat ini ?” Beragam jawab yang saya peroleh, tapi satu yang dapat saya simpulkan adalah mahasiswa ingin kelak jika telah selesai kuliah, mereka bakal memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan gaji yang tinggi atau besar. Pekerjaan yang layak? Masih dapat dipahami. Gaji yang tinggi atau besar? Hmm, nanti dulu.

Pertanyaan kritisnya adalah apakah gaji yang tinggi dalam hal ini uang, sedemikian menariknya sehingga ia kemudian ditetapkan menjadi tujuan atau sasaran hidup? Kalau sudah memperoleh gaji atau uang yang dikehendaki, lalu? Adakah batasannya untuk gaji atau uang yang besar itu? Di jaman serba instan dan enak ini, menempatkan uang bukan sebagai tujuan dan prioritas dalam hidup nampaknya menjadi sebuah anomali atau kejanggalan. Bisa jadi menjadi bahan tertawaan dan disebut sebagai hipokrit (munafik). Alasannya sederhana saja, dapatkah kita hidup tanpa uang? Jika itu argumentasinya, maka perlu diluruskan dan dikembalikan pada esensi pertanyaan di atas, bahwa bukan hidup tanpa uang, tapi apakah uang menjadi tujuan dan prioritas utama dalam hidup?
Salah seorang tokoh dalam teori motivasi, yakni Frederich Herzberg mengatakan bahwa uang atau gaji bukanlah sebagai unsur motivasi kerja. Uang hanya sebagai salah satu aspek yang dapat memberi kepuasan seseorang dalam bekerja. Posisi uang sama dengan lingkungan kerja dan kebijakan perusahaan atau relasi antar sejawat. Aspek yang menurutnya benar-benar mempunyai peran sebagai pendorong sekaligus yang dapat dijadikan tujuan adalah pengakuan, tanggung jawab, prestasi, dan kesempatan untuk berkembang lebih maju.
Jadi, bisa saja terjadi seseorang memiliki gaji yang kecil tapi merasa bahagia.
Yulius Yusak Ranimpi, M.Si, Psikolog

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons