Dec 6, 2010

Mari Memberi Stimulasi Dini

Istilah stimulasi dini sekarang ini semakin banyak diungkapkan. Stimulasi dini mengacu pada usaha memberi rangsangan pada anak sedini mungkin. Hal ini sebenarnya merupakan sesuatu yang bersifat alami, artinya, setiap orang tua secara alamiah akan berusaha merangsang anaknya. Rangsangan yang diberikan meliputi keterampilan-keterampilan baru yang belum dimiliki anak, seperti berbicara, memegang sendok, mengancingkan baju, memberi salam, dan lain sebagainya. Aneka keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan keterampilan dasar yang diperlukan untuk bertahan hidup dalam lingkungan sosial.
Stimulasi pada anak-anak, terutama diperlukan sejak usia 0-5 tahun pertama kehidupannya. Pada saat ini, sel-sel otak bertumbuh dengan amat pesat, khususnya dari usia 0-3 tahun. Untuk mendukung pertumbuhannya, diperlukan asupan gizi yang cukup dan seimbang. Di samping itu, untuk mengoptimalkannya, diperlukan stimulasi yang tepat.
Bagaimana cara memberi stimulasi yang tepat? Pertama, kita perlu mengenali kemampuan yang sudah dimiliki oleh anak saat ini, kemudian membandingkan dengan standar kemampuan yang umum berlaku untuk anak-anak seusianya. Standar ini biasanya ditempel di dinding Puskesmas, ruang praktek dokter anak, ruang praktek bidan, atau Rumah Sakit yang menangani anak-anak. Bisa juga mencari di buku-buku yang membahas mengenai perkembangan anak, atau di internet. Bila mencari di internet, kata kunci yang dapat digunakan antara lain developmental milestone. Dengan mengetahui standar kemampuan yang berlaku umum, kita dapat menentukan, apakah kemampuan anak kita saat ini merupakan hal yang wajar dimiliki untuk anak seusianya, melebihi anak seusianya, atau malah tertinggal. Stimulasi yang diberikan sebaiknya satu tingkat di atas kemampuan anak saat ini.
Kedua, kita sebaiknya memperhatikan kesiapan anak untuk mempelajari hal-hal atau keterampilan baru tersebut. Salah satu tanda kesiapannya adalah ketika ia menunjukkan rasa ingin tahu tentang hal tersebut, misalnya mencoba meniru, memegang atau bahkan membongkar barang yang menarik perhatiannya.
Ketiga, lakukan dengan gembira, tidak memaksa, dan tetap menjaga rasa ingin tahu anak. Hal ini diperlukan, karena walau menunjukkan kesiapan, anak tetap membutuhkan waktu dan latihan untuk menguasai keterampilan tersebut. Sama seperti kita, walaupun menunjukkan kesiapan untuk menyetir mobil, tetap membutuhkan waktu dan latihan agar terampil menyetir. Dalam hal ini, perlu diingat bahwa setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang unik, dan berbeda antara anak yang satu dan yang lainnya. Oleh karena itu, kekuatiran yang ada mengenai perkembangan anak, lebih baik didiskusikan dengan ahli tumbuh kembang anak.
Dengan memberikan stimulasi yang tepat, maka perkembangan anak akan menjadi lebih optimal. Relasi antara orang tua dan anak pun akan menjadi semakin erat. Anak akan menjadi gembira, dan lebih percaya diri.
Rudangta Arianti Sembiring, Psikolog.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons