Dec 6, 2010

Kapan Perlu Psikotes? (2)

Beberapa kali saya mendapat telepon atau kunjungan dari orangtua yang intinya menginginkan agar anaknya dites. Alasannya beraneka ragam, mulai dari sekedar keinginan untuk mengetahui tingkat kecerdasan, atau alasan agar anak bersedia datang ke ruang konsultasi, karena ada permasalahan lain yang lebih serius.Untuk dapat memenuhi keinginan orangtua tersebut, sebelumnya diperlukan proses panjang untuk mengevaluasi persoalan dan kebutuhan yang sesungguhnya. Prosesnya dimulai dari wawancara dengan orangtua, wawancara dengan anak atau observasi (jika anak masih terlalu kecil), psikotes, dan terkadang juga dibutuhkan observasi di sekolah atau di rumah. Baru dari semua data tersebut, saya dapat mengambil kesimpulan mengenai permasalahan yang sesungguhnya, dan memberikan saran untuk langkah-langkah penanganannya.
Dalam hal ini, psikotes sering diperlukan sebagai alat yang dapat memberikan data penting mengenai tingkat kecerdasan, aspek-aspek kecerdasan, minat, bakat, maupun kepribadian seseorang. Psikotes sudah melalui proses standarisasi, sehingga dapat memberikan hasil yang dapat dipercaya.
Namun demikian, ada kalanya psikotes tidak sesuai untuk diberikan. Hal ini biasanya terjadi ketika anak masih terlalu kecil, atau memiliki keterbatasan fisik tertentu seperti lumpuh, bisu, tuli, atau buta. Dalam hal ini, psikotes dilakukan dengan menggunakan tes yang khusus dirancang untuk mengatasi keterbatasan tersebut, atau dapat diganti dengan observasi terstruktur.

Rudangta Arianti Sembiring, M.Psi

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons