Oleh : Rudangta A. Sembiring, M. Psi
Perkembangan otak yang optimal dari
anak kita merupakan salah satu hal yang diidam-idamkan, terkadang bahkan
diusahakan dengan semaksimal mungkin oleh orang tua. Usaha yang kita lakukan
antara lain mengupayakan makanan dan minuman yang bergizi, vitamin, mainan
edukatif, pendidikan yang terbaik, kursus, dan lain sebagainya.
Tidak sedikit pengusaha yang menangkap kebutuhan ini dengan menyediakan
berbagai produk yang diiklankan sebagai salah satu cara untuk mengoptimalkan
kinerja otak anak, misalnya produsen susu maupun vitamin. Para peneliti juga
telah berupaya mengembangkan berbagai riset untuk mengetahui kinerja otak
selama bertahun-tahun. Tulisan ini dimaksudkan
untuk memberikan wawasan kepada orang tua mengenai hasil penelitian terbaru
dalam bidang neurologi, yang membawa pengaruh kepada berbagai bidang ilmu,
termasuk psikologi, yang merupakan bidang saya. Salah satu
peneliti, April A. Benasich, telah meneliti perkembangan otak bayi dan
anak-anak selama lima belas tahun terakhir dengan menggunakan EEG. Melalui
studinya yang mendalam, ia menemukan hubungan antara hasil tertentu dari EEG
yang ditemukan pada bayi, dengan masalah bahasa.
Peneliti lain juga telah
menemukan bahwa hasil EEG semasa di taman kanak-kanak, dapat memprediksi
kemampuan membaca di kelas lima SD. Hasil penemuan ini memberi harapan bahwa
di masa mendatang para ahli dapat mengidentifikasi dan memberikan penanganan
diri dari berbagai masalah yang selama ini banyak dikeluhkan oleh orang tua. Nina Kraus
dari Universitas Northwestern di Amerika Serikat, juga telah menggunakan EEG
untuk mengidentifikasi bahwa belajar bermain musik (bukan hanya mendengarkan
musik), akan meningkatkan kemampuan kognitif, atensi, dan kontrol diri pada
anak. Semua kemampuan ini akan membantu anak secara akademis di kelas.
Tracey Tokuhama-Espinosa menulis dalam bukunya, bahwa manusia ternyata
menggunakan kedua belahan otaknya (kanan dan kiri) secara bersamaan untuk
menyelesaikan persoalan kognitif, baik yang bersifat emosional atau rasional,
ketika berpikir kreatif maupun saat menyelesaikan persoalan matematika. Penelitian-penelitian
lainnya terus dikembangkan dan pada saatnya nanti akan dipublikasikan, sehingga
akan membuka wawasan mengenai kinerja dan perkembangan otak. Namun demikian,
sebagai orang tua, jangan lupa untuk menyeimbangkan perkembangan anak, dengan
kasih sayang dan disiplin.
(sumber: Artikel yang ditulis oleh Gary Stix yang berjudul How To Build a
Better Learner dalam Scientific American, edisi
Agustus 2011).
0 comments:
Post a Comment